Sigi (deadlinews.com) – Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Anwar Hafid, bersama Menteri Transmigrasi (Mentrans), Muhammad Iftita Sulaiman Suryanagara, meninjau sejumlah wilayah transmigrasi di Kabupaten Sigi, Kamis (5/6/).
Keduanya turut didampingi pemerintah daerah Kabupaten Sigi dan Parigi Moutong.
Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya sinergi program Berani Lancar (Bersama Anwar–Reny untuk Akses dan Inovasi) guna mempercepat pembangunan infrastruktur dan peningkatan produktivitas sektor pertanian dan perkebunan di wilayah transmigrasi.
Dalam dialog bersama masyarakat transmigrasi di Lembantongoa dan Palolo, Gubernur Anwar menyoroti kondisi ruas jalan yang menghubungkan Sigi dan Parigi melalui kawasan transmigrasi yang sangat memprihatinkan—rusak, tidak beraspal, berlubang-lubang, dan sempit.
Anwar kemudian mengklaim pemerintah pusat melalui Kementerian Transmigrasi, Pemprov Sulteng, serta Pemkab Sigi dan Parimo akan berkolaborasi memperbaiki jalan penghubung Kabupaten Sigi dan Parigi Moutong.
“Ini akan sangat membantu masyarakat dalam mengembangkan potensi pertanian dan perkebunan,” katanya.
Ia menjelaskan, wilayah-wilayah seperti Palolo, Lembantongoa, hingga Salubanga memiliki potensi besar dalam sektor ketahanan pangan.
Karenanya, sangat dibutuhkan akses jalan memadai serta perluasan lahan pertanian dan perkebunan yang produktif.
“Sulawesi Tengah punya kekayaan alam luar biasa dengan nilai ekonomi tinggi. Tapi akses transportasi masih menjadi kendala utama, khususnya di wilayah pedalaman,” kata Anwar.
Anwar juga mengungkapkan rencana pengembangan kawasan pertanian di dataran tinggi Palolo dan Parimo, termasuk wilayah Lembantongoa, Manggalapi, hingga Salubanga.
Hal ini disampaikannya saat mendampingi Menteri Transmigrasi memetik kopi di kebun warga di Dusun Tokelemo, Desa Lembantongoa, Kabupaten Sigi.
Menjawab pertanyaan soal pembukaan jalan penghubung dari Desa Sausu Salubanga, Kec. Sausu (Parigi), ke Dusun Manggalapi, Desa Rejeki, Kec. Palolo (Sigi), Anwar menegaskan bahwa pengerjaannya direncanakan mulai tahun ini.
“Itu sudah masuk dalam perencanaan. Tahun ini kita mulai rancang dan bangun jalan alternatif itu,” lanjutnya.
Ia mengatakan telah membicarakan hal tersebut bersama Bupati Parigi Moutong dan Bupati Sigi.
Ia berharap, pembukaan akses jalan Lembantongoa–Manggalapi–Salubanga dapat mendukung pengembangan lahan produktif serta menjadi jalur strategis bagi aktivitas pertanian dan perkebunan.
Dalam program prioritas Sulteng Nambaso (Nyata, Amanah, Merata, Berkelanjutan, Adil, dan Solutif), kata Anwar, pengembangan akses jalan ini merupakan bagian dari implementasi program Berani Lancar.
“Untuk jalan itu, saya sudah bilang: dari 5 kilometer, Pak Menteri janji 2 kilometer, saya 2 kilometer, Pak Bupati 1 kilometer. Kita usahakan tahun 2025 mulai dibangun. Jalur ini harus mulus agar mempercepat akses antarwilayah,” ujar Anwar.
Ia juga mengingatkan bahwa sebagian wilayah yang akan dilalui jalan tersebut masih berstatus kawasan hutan negara, sehingga perlu ada upaya perubahan status menjadi hutan produksi atau Area Penggunaan Lain (APL) agar dapat dimanfaatkan masyarakat.
“Kita akan usulkan penurunan status hutan dari hutan negara menjadi hutan produksi atau APL, supaya ke depan bisa dikelola oleh masyarakat,” pungkasnya.*
(dii)