Buol (deadlinews.com) – Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, secara resmi membuka kegiatan Rembuk Budaya Buol 2025 di Anjungan Leok 1, Kabupaten Buol, Selasa (27/5).
Ia menegaskan bahwa kegiatan rembuk tersebut merupakan bentuk nyata dari upaya pemerintah daerah, khususnya Kabupaten Buol, dalam melestarikan kekayaan budaya lewat penguatan kembali nilai-nilai budaya dalam pemerintahan di tengah kemajuan zaman.
“Rembuk Budaya ini bukan hanya wadah pelestarian tradisi, tetapi forum penting masyarakat dan pemerintah dalam merumuskan langkah strategis dalam penguatan budaya daerah,” ucap Gubernur.
Pembukaan kegiatan ditandai dengan pemukulan gong oleh Gubernur Sulawesi Tengah. “Dengan mengucap bismillah, Rembuk Budaya Buol saya buka,” ucap Anwar Hafid seraya mengayun tabuh gong.
Sebagai agenda musyawarah budaya yang besar, upacara pembukaan rembuk budaya tersebut dihadiri oleh seluruh dewan adat, tetua, dan pemangku adat dari wilayah Kabupaten Buol.
Di sela sambutan pembukaan, Anwar Hafid mengatakan bahwa kunjungan kerja Pemprov Sulteng ke Buol saat ini menjadi istimewa sebab menjadi kunjungan perdana selama ia dan dr. Reny terpilih memimpin Sulteng.
“Saya menyatakan dan buktikan pada hari ini, Kabupaten Buol ini adalah kabupaten pertama kunjungan kerja saya setelah terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur,” ucap Anwar Hafid.
Mengangkat tema “Penguatan Ketahanan Budaya, Ripuh Noto Tanda Nio”, Anwar Hafid menilai kegiatan tersebut selaras dengan salah satu program Gubernur Sulawesi Tengah, yakni Berani Berkah.
“Lewat Berani Berkah, nilai-nilai budaya, nilai-nilai religi, dan adat-istiadat itu kita kuatkan lagi,” ucap Anwar Hafid.
Dalam kunjungannya ke Buol saat ini, Anwar Hafid juga menegaskan bahwa ia tidak sekadar datang “tunjuk muka”; lebih daripada itu, ia hadir untuk merealisasikan janji dan programnya bersama Wakil Gubernur secara khusus di Buol.
Hal ini dibuktikannya dengan menghadirkan secara langsung seluruh kepala dinas dan OPD dalam lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, untuk bermusyawarah bersama dengan Bupati Buol serta seluruh kepala dinas dan OPD Buol.
“Juga hadir di sini para pimpinan perangkat daerah. Empat puluh delapan kepala dinas hadir di sini. Kepala Bank Pembangunan Sulteng, Direktur BPJS, Kepala Badan Statistik,” ucapnya.
Terkait kegiatan Rembuk Budaya di Buol, Raja Buol, Mohammad Safri Turungku, menegaskan bahwa kegiatan Rembuk Budaya tersebut merupakan agenda penting yang sarat makna dalam rangka melestarikan adat dan tradisi, khususnya dalam lingkup Kerajaan Buol.
“Selaku Raja Buol, pemangku adat tertinggi dalam wilayah Buol, saya mendukung penuh Rembuk Budaya, termasuk penyusunan dan pembentukan sistem peradilan adat Buol nantinya,” ungkap Raja Safri.
Ia menegaskan bahwa melalui kegiatan ini, budaya dan adat-istiadat sebagai identitas Buol akan diangkat dan diterapkan kembali dalam kehidupan masyarakat.
“Budaya bukan sekadar warisan masa lalu. Di sinilah, dalam Rembuk Budaya, kita tetapkan kembali,” ujarnya.
Ia juga berharap melalui hasil dan keputusan Rembuk Budaya tersebut nantinya dapat menjadi pedoman.
“Untuk generasi muda, pelajari budayamu, karena di sanalah masa depanmu. Insyaallah, saya siap jadi pelindung dan pengayom agar segala keputusan rembuk ini terlaksana dengan bijak,” ungkapnya.
Bupati Buol, Risharyudi Triwibowo, dalam sambutannya turut mengapresiasi kegiatan yang dijadwalkan selama dua hari tersebut.
Ia menilai sistem adat-istiadat luhur yang menjadi identitas Tanah Buol masih relevan digunakan dalam mengatur tatanan hidup bermasyarakat saat ini.
“Jika ada masalah kecil, janganlah dibawa ke hukum, cukup diselesaikan dengan hukum adat,” ucap Risharyudi.
Dalam momentum tersebut, ia juga menegaskan bahwa di bawah kepemimpinannya, Kabupaten Buol akan memberi dukungan penuh terhadap seluruh program Gubernur dan Wakil Gubernur, Anwar Hafid dan Reny Lamadjido.
“Insyaallah, Buol siap mendukung penuh program Sembilan Berani dari Bapak dan Ibu Gubernur. Buol siap berkolaborasi,” serunya.*
(dii)