Morowali Utara (deadlinews.com) – Tim Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menunjukkan kontribusi nyata melalui inovasi teknologi yang berdampak langsung pada masyarakat.
Salah satu anggota Tim KKN UGM Saba Mortara 2025 telah berhasil merancang dan mengimplementasikan alat pendeteksi banjir bernama Bungintimbe WaterSafe.
Alat ini resmi dipasang di Desa Bungintimbe, Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara (Morut) Sulawesi Tengah, pada Minggu (3/8).
Inisiatif ini digagas oleh Muhammad Nadhir Al Ghifari, mahasiswa Program Sarjana Teknik Fisika UGM.
Ia dibantu oleh rekan satu tim serta seorang perangkat desa dalam proses instalasi alat tersebut.
Menurut Nadhir, tujuan utama dari inovasi ini adalah untuk memberikan perlindungan kepada warga yang kerap terdampak banjir tahunan.
“Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan, diketahui banyak warga khususnya di Dusun 3 Desa Bungintimbe yang terdampak paling parah atas banjir tahunan yang terjadi Sungai La,” ujar Nadhir, Jumat (8/8).
Pelaksana Harian (PLH) Kepala Desa Bungintimbe, Amborape, menyampaikan apresiasi terhadap inovasi berbasis teknologi ini. Ia membenarkan bahwa banjir merupakan bencana yang cukup sering melanda wilayah mereka dan membawa dampak signifikan bagi masyarakat.
“Banjir di desa Bungintimbe itu ya bisa terjadi 1 sampai 2 kali dalam setahun. Ada yang setahun sekali, dua tahun sekali, bahkan ada yang lima tahunan sekali,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Nadhir menjelaskan bahwa alat Bungintimbe WaterSafe mengadopsi teknologi sensor ultrasonik yang mampu mengukur ketinggian air secara otomatis setiap lima menit.
Hasil pengukuran tersebut kemudian dikirimkan ke database yang terintegrasi dengan dashboard berbasis website, sehingga dapat diakses secara langsung oleh masyarakat.
Alat ini juga telah diprogram untuk memberikan peringatan dini saat ketinggian air Sungai La mencapai ambang batas 180 cm.
“Sistem ini memungkinkan pemantauan kondisi air Sungai La secara real-time tanpa harus menugaskan petugas khusus untuk melakukan pengecekan manual setiap saat,” jelas Nadhir.
Diharapkan, kehadiran Bungintimbe WaterSafe dapat menjadi solusi efektif dalam membangun sistem peringatan dini di Desa Bungintimbe.
Dengan pemantauan yang bersifat otomatis dan dapat diakses kapan saja, masyarakat memiliki kesempatan untuk lebih siap dan sigap dalam menghadapi potensi banjir.
Inovasi ini juga diharapkan menjadi acuan bagi pemerintah desa dalam membangun desa tangguh bencana serta meningkatkan kapasitas mitigasi risiko bencana, khususnya di wilayah aliran sungai yang rawan banjir.*
Sumber: Universitas Gajah Mada.
Fredi