Palu (deadlinews.com) – Perdana Menteri India, Narendra Modi mengatakan bahwa India siap menyambut negara baru sebagai “negara mitra” untuk bergabung dengan BRICS guna memperluas pengaruh organisasi tersebut.
“India siap menyambut negara-negara baru ke dalam BRICS sebagai ‘negara mitra’,” kata Modi dalam pertemuan para pemimpin negara anggota BRICS di kota Kazan, Rusia. Dikutip Anadolu Agensi.
Narendra Modi menyebutkan bahwa hal tersebut menjadi “harapan besar” dari BRICS, juga menekankan pentingnya konsensus dalam setiap keputusan terkait ekspansi blok ekonomi yang berkembang ini.
Pertemuan para pemimpin BRICS di Kazan, Rusia itu dipimpin oleh Presiden Rusia – Vladimir Putin, dan dihadiri oleh pemimpin Mesir, Ethiopia, Iran, serta Uni Emirat Arab, yang baru bergabung sebagai anggota resmi sejak Januari lalu.
Modi berpidato dalam sesi tertutup pertemuan yang dimulai pada hari Selasa (22/10), ia menekankan pentingnya pengambilan keputusan melalui konsensus dan menghormati pandangan anggota pendiri BRICS.
“Semua keputusan harus diambil berdasarkan konsensus, pandangan anggota pendiri harus dihormati,” kata Narendra Modi.
Dia juga menyebutkan adanya beberapa permohonan baru untuk bergabung dengan BRICS. Menurutnya, pertemuan ini berlangsung di tengah tantangan global seperti konflik, ketidakpastian ekonomi, perubahan iklim, dan terorisme.
Modi juga menyoroti perdebatan tentang perpecahan antara negara Utara-Selatan dan Timur-Barat, dengan menyatakan bahwa BRICS yang inklusif dan beragam memiliki potensi memainkan peran positif di berbagai sektor.
Selain itu, dia menyerukan perlunya regulasi global terkait keamanan siber dan kecerdasan buatan yang aman, sambil menekankan bahwa BRICS harus dilihat sebagai organisasi yang bekerja untuk kepentingan kemanusiaan, bukan untuk memecah belah.
“Kita harus memberikan pesan kepada dunia bahwa BRICS bukanlah organisasi yang memecah belah, melainkan organisasi yang bekerja demi kepentingan kemanusiaan.”
Dia menutup dengan menegaskan dukungan terhadap dialog dan diplomasi, serta menentang peperangan.
“Kami mendukung dialog dan diplomasi, bukan peperangan,” tutupnya. ***
_frd