Warga Palestina Mengungsi dari Gaza Utara di Tengah Pengeboman Israel yang Intens

Palu (deadlinews.com) – Warga Palestina yang lelah dengan perang yang terus berlarut-larut melarikan diri dari Gaza utara – di tengah pengepungan yang terus berlanjut dan mematikan oleh militer Israel.

Rekaman video daring menunjukkan ratusan orang mengungsi pada hari Senin (21/10) berbondong-bondong menuju pos pemeriksaan yang dijaga oleh tentara di Jabalia – fokus operasi militer besar-besaran Israel yang dilancarkan terhadap kota tersebut pada awal Oktober.

Terjebak selama berhari-hari saat pasukan Israel melancarkan serangan besar-besaran, orang-orang di daerah tersebut telah dikumpulkan dan digeledah oleh tentara sebelum diperintahkan untuk pergi.

Berjalan melewati tank Israel di jalan tanah yang dipenuhi puing-puing, mereka digeledah saat melewati pos pemeriksaan dalam satu barisan.

Badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, memperkirakan sekitar 400.000 orang masih berada di utara Gaza, termasuk Kota Gaza, yang menjadi tuan rumah kamp pengungsi Jabalia.

Juru bicara UNRWA – Louise Wateridge mengatakan bahwa “puluhan ribu orang telah mengungsi dari wilayah utara” termasuk Jabalia ke Kota Gaza serta wilayah lain di utara wilayah tersebut terhindar dari kekerasan terburuk.

Penembakan Israel yang intens terjadi serta jalan yang rusak membuat hampir mustahil bagi paramedis dan ambulans untuk menjangkau yang korban yang terluka dan tewas.

Israel telah menewaskan sedikitnya 450 orang di daerah itu sejak mengepung wilayah utara itu pada 6 Oktober, menurut petugas medis yang berbicara kepada Al Jazeera.

“Setiap saat kami mengalami cedera dan ada yang menjadi martir,” kata paramedis pertahanan sipil Motaz Ayoub.

“siapa pun yang terluka akan terus berdarah hingga mereka meninggal,” lanjutnya.

Dengan akses yang terbatas, kekurangan yang sudah parah menjadi semakin parah. Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa semua rumah sakit di Gaza utara, kecuali satu, tidak beroperasi.

“Satu-satunya fasilitas medis yang masih beroperasi sebagian tidak memiliki obat-obatan atau pasokan medis”, kata Hossam Abu Safia, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan.

“Orang-orang terbunuh di jalan, dan kami tidak dapat menolong mereka,” katanya. ***

_frd

Dikutip – Aljazeera

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *