Jenewa (deadlinews.com) – UNICEF menyebut kondisi yang dialami anak-anak di Gaza, Palestina “semakin memburuk” dari hari ke hari, karena semakin berkurangnya makanan, air, dan obat-obatan.
Hal ini diperparah oleh serangan Israel yang terus masif serta pembatasan ketat terhadap bantuan kemanusiaan, kata James Elder, juru bicara UNICEF, (16/10/2024), dikutip Anadolu Agency – https://aa.com.tr/id
Dalam jumpa pers PBB di Jenewa, Elder mengatakan bahwa banyak anak-anak Gaza telah mengungsi berkali-kali sejak pecahnya perang lebih dari setahun lalu.
“Setiap hari, penderitaan tersebut bertambah,” kata Elder, menekankan kondisi mengerikan yang dihadapi oleh keluarga-keluarga di wilayah tersebut sebab 85 persen dari Jalur Gaza berada di bawah perintah evakuasi dan kondisi ‘tidak layak huni’.
Dia menyoroti penurunan tajam dalam penyaluran bantuan kemanusiaan, khususnya pada Agustus, yang mana menjadi ‘jumlah bantuan terendah’ yang masuk ke Gaza sejak konflik dimulai.
Elder juga mencatat bahwa dalam beberapa hari terakhir, tidak ada truk yang diizinkan masuk ke Gaza, hal itu semakin memperburuk situasi.
Dia memberikan peringatan keras soal pembatasan bantuan dan mendesak agar pengeboman dihentikan di Gaza, di mana situasi yang semakin buruk bagi anak-anak.
“Hari demi hari, situasi anak-anak menjadi lebih buruk daripada hari sebelumnya, dan itu akan terus berlanjut selama kita melihat pemogokan yang terus berlangsung dan selama kita melihat sekarang apa yang mungkin merupakan pembatasan terburuk yang pernah kita lihat pada bantuan kemanusiaan,” katanya.
“Sesulit apa pun untuk dibayangkan, hari esok akan lebih buruk bagi anak-anak daripada hari ini,” Elder melanjutkan.
Save the Children International lewat cuitan mereka di X (15/10/2024), juga menggambarkan wilayah Palestina yang diduduki (OPT) sekarang sebagai tempat paling mematikan di dunia bagi anak-anak.
“Setidaknya 3.100 anak di bawah usia 5 tahun telah terbunuh di Gaza dan ribuan lainnya berisiko mengalami kekurangan gizi parah karena kelaparan mengancam,” bunyi cuitan Save the Children International.
Diketahui, Israel sendiri terus melancarkan serangan brutal terhadap Gaza menyusul serangan lintas perbatasan oleh kelompok Hamas pada 7 Oktober 2023, meski ada upaya resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.
Hampir 42.300 orang tewas sejak itu yang sebagian besarnya wanita dan anak-anak, dan lebih dari 98.600 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Serangan Israel telah menyebabkan hampir seluruh penduduk Jalur Gaza mengungsi di tengah blokade yang terus berlanjut yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Upaya mediasi yang dipimpin oleh AS, Mesir, dan Qatar untuk mencapai gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas telah gagal sebab Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak untuk menghentikan perang.
Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza. ***
_frd