Poso (deadlinews.com) – Ruas Jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan Poso Kota dengan Tentena mengalami kerusakan parah setelah amblas sepanjang sekitar 400m di Desa Watuawu, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso, Kamis (23/1).
Kerusakan jalan yang terjadi di STA 5+400 ini menyebabkan lumpuh totalnya jalur transportasi utama di wilayah tersebut, juga mengakibatkan satu rumah warga roboh akibat longsor.
Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional/BPJN Sulawesi Tengah, Dadi Murdadi, membenarkan peristiwa tersebut dan menyebut tim BPJN telah mengambil langkah-langkah penanganan.
“Tim BPJN Sulteng ppk 4.1 sudah berkoordinasi dengan lantas untuk mengalihkan jalur lalu lintas ke jalan alternatif,” ujar Dadi Murdadi, Kamis (23/1), melansir WARTASULAWESI.COM
Ia menambahkan, pihaknya telah menyiapkan Jembatan Bally serta alat berat yang akan segera dikirim ke lokasi untuk mempercepat proses perbaikan jalan.
“Kami sudah mengirimkan tim utuk ke lokasi dan menyiapkan Jembatan Bally dan alat berat untuk dikirim ke lokasi,” ia menambahkan.
Amblasnya badan jalan tersebut ditengarai akibat lapisan konstruksi yang terkikis oleh arus Sungai Poso yang meluap usai hujan deras yang mengguyur wilayah itu selama beberapa hari terakhir.
“Penyebab amblasnya jalan ini adalah tingginya curah hujan yang mengakibatkan debit air Sungai Poso meningkat. Lokasi ini memang merupakan patahan sungai atau Kuala Poso yang sudah beberapa kali mengalami longsor,” kata Kapolsek Lage, Iptu Faturrahman, melansir voxnusantara.com.
Terkait pengalihan jalur alternatif, Iptu Faturrahman, menjelaskan bahwa jalur alternatif saat ini hanya bisa dilalui secara bergantian, sehingga menyebabkan antrean panjang kendaraan.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan mematuhi arahan petugas di lapangan.
“Kami meminta masyarakat untuk bersabar dan tetap waspada saat melewati jalur alternatif. Hindari bepergian jika tidak mendesak, terutama di tengah cuaca buruk seperti ini,” tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan, upaya perbaikan jalan dan penanganan dampak longsor masih terus dilakukan oleh pihak terkait. Masyarakat diminta untuk terus memantau informasi terbaru dari pihak berwenang.*
(dii)