Palu (deadlinews.com) – Ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan tenaga Non-ASN lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah memadati Lapangan Pogombo pada Selasa pagi (8/4) dalam apel bersama pasca libur Idulfitri 1446 H yang dipimpin langsung oleh Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid.
Dalam arahannya, Gubernur menekankan pentingnya semangat kerja yang ikhlas dan disiplin dengan memedomani prinsip 3K: Kehadiran, Kerapihan, dan Kebersihan.
“Kerjakan tugas sesuai yang diberikan karena kita pelayan rakyat,” pesannya.
Terkait kebijakan Work From Anywhere (WFA), Gubernur meluruskan bahwa ketentuan tersebut berlaku di wilayah-wilayah tertentu seperti Jakarta, yang mengalami lonjakan arus balik, dan tidak relevan diberlakukan di Sulawesi Tengah.
Karena itu, ia meminta seluruh kepala OPD untuk mengaktifkan absensi dan melaporkan ketidakhadiran pegawai secara objektif.
“Tolong kepala dinas aktifkan absen, siapa pun dia tolong dilapor, mulai dari tenaga honor sampai pejabat sampaikan (ke saya) siapa yang tidak hadir,” tegasnya.
Anwar juga menyoroti pentingnya penampilan pegawai sebagai cerminan profesionalisme birokrasi.
Ia menegaskan bahwa seragam dinas harus dikenakan sesuai ketentuan, seperti sepatu hitam dan sabuk KORPRI untuk pakaian khaki.
Menurutnya, penampilan rapi bukan hanya soal estetika, tetapi bagian dari personal branding ASN di mata publik.
“Pegawai beda dengan pejabat politik jadi kalau penampilannya bagus maka rakyat yang senang bertemu kita,” ujarnya.
Aspek kebersihan lingkungan kantor juga menjadi sorotan penting Anwar Hafid, terlebih menjelang HUT ke-61 Provinsi Sulawesi Tengah.
Ia mengatakan tidak akan segan-segan memberikan sanksi simbolik berupa pemasangan bendera hitam di kantor-kantor yang tidak menjaga kebersihannya.
“Saya akan pasang bendera hitam selama setahun di kantor dinas yang jorok,” ujarnya lantang.
Lebih lanjut, ia juga mendorong kepala perangkat daerah untuk menjalankan gaya kepemimpinan yang terbuka dan komunikatif.
Ia menolak gaya otoriter yang sudah tidak relevan, dan menekankan pentingnya distribusi tugas yang adil dan efektif.
“Jangan ada staf yang menganggur. Jangan pula ada anak emas, karena satu anak emas akan melahirkan seribu anak tiri,” katanya memberi peringatan.
Menurutnya, birokrasi adalah organisme hidup yang harus bergerak selaras, dan komunikasi antarsesama pegawai menjadi kunci utama untuk menjaga kinerja organisasi.
“Kita semua harus satu bahasa, karena kita adalah satu keluarga besar,” pungkas Gubernur.
Pada kesempatan yang sama, turut dilaksanakan pencanangan Zona Integritas di lingkungan Kantor Sekretariat Daerah, yang disaksikan langsung oleh Inspektur Inspektorat Provinsi Sulawesi Tengah.
Hadir mendampingi Gubernur dalam apel bersama tersebut, Wakil Gubernur dr. Reny A. Lamadjido; Sekretaris Daerah, Novalina; para staf ahli gubernur; asisten; serta seluruh kepala perangkat daerah lingkup Provinsi Sulawesi Tengah.*
(dii)