Palu (deadlinews.com) – Mahkamah Konstitusi (MK) yang secara resmi menolak gugatan terkait hasil Pemilihan Gubernur Sulawesi Tengah dengan putusan Nomor 284/PHPU.GUB-XXIII/2025, yang kini memiliki kekuatan hukum tetap.
Dengan demikian, kemenangan pasangan Anwar Hafid dan Reny Lamadjido dalam Pilgub Sulteng 2024 telah sah sepenuhnya dan menjadi kemenangan bersama seluruh rakyat Sulawesi Tengah.
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Muhammadiyah Palu, Fery eL Shirinja, menegaskan bahwa semua pihak harus menghormati dan mematuhi putusan MK tersebut.
Menurutnya, kini saatnya masyarakat Sulawesi Tengah bersatu dan mendukung pemimpin baru demi kemajuan Bumi Tadulako.
Fery juga mengajak seluruh elemen di Sulteng untuk berkontribusi dalam membangun daerah secara bersama-sama.
“Saatnya bersatu, saatnya bersama, dan saatnya bekerja, dengan mensupport pemimpin baru, tentu tetap kritis,” terang Fery kepada deadlinews.com, Rabu (5/2).
Lebih lanjut, Fery menekankan pentingnya kesiapan pemerintah daerah dan DPRD Sulteng dalam menyusun langkah-langkah strategis pascaputusan MK.
Berdasarkan informasi dari Kemendagri, pelantikan gubernur dan wakil gubernur terpilih dijadwalkan pada 20 Februari 2025.
Ia pun mendorong KPU, Pemprov, dan DPRD Sulteng untuk segera menyesuaikan diri dengan agenda tersebut.
“KPU Sulteng, Pemprov Sulteng, dan DPRD Sulteng disarankan bergerak cepat dalam merespons rencana pelantikan tanggal 20 Februari tersebut,” jelas Fery.
Kepada gubernur dan wakil gubernur terpilih, wartawan senior ini berpesan agar keduanya bertugas dengan amanah dan merealisasikan janji-janji kampanye mereka.
“Jadi pemimpin itu berat tanggungjawabnya, selain di dunia juga di akhirat. Maka itu, jadilah pemimpin yang amanah dan memastikan pelayanan publik berjalan dengan baik, efisien, dan efektif,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara pemimpin dengan semua pihak, termasuk rival politik serta para pendukungnya.
Menurutnya, setelah Pilkada usai, semua masyarakat Sulawesi Tengah adalah pendukung gubernur dan wakil gubernur terpilih.
“Tidak ada lagi pendukung ‘Berani’ atau pendukung ‘Beramal’, atau pendukung ‘Sangginapa’. Sekarang yang ada, pendukung gubernur dan wakil gubernur Sulteng. Mereka yang kritis juga adalah pendukung yang tentu tidak dijadikan musuh oleh pemimpin Sulteng ke depan,” pungkasnya. *
(dii)