Tolitoli (deadlinews.com) — Ruas jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Tolitoli dengan Kabupaten Buol kembali mengalami longsor di wilayah Maibua – Mulyasari, Kecamatan Lampasio, Jumat (21/3).
Peristiwa ini terjadi hanya selang beberapa hari setelah longsor pertama pada Minggu (16/3).
Sebelumnya, Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Sulawesi Tengah telah melakukan perbaikan sebagai respons terhadap program Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah yang ber-tagline Berani Lancar.
Namun, intensitas hujan yang tinggi serta kondisi tanah yang labil menyebabkan terjadinya longsor susulan, sehingga akses jalan kembali terputus.
Longsor susulan ini disebabkan oleh curah hujan yang cukup tinggi, ditambah dengan kondisi tanah yang tidak stabil.
Meski demikian, alat berat beserta operatornya masih bersiaga untuk melakukan perbaikan dan pembersihan material longsor
“Longsor susulan ini, akibat intensitas hujan yang cukup tinggi dan tanahnya labil, sehingga mengakibatkan longsor,” ujar Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Sulawesi Tengah, Faidul Keteng, melalui Kepala Bidang Jalan dan Jembatan, Asbudianto, saat dihubungi pada Sabtu (22/3).
Menurutnya, kondisi ini berpotensi mengisolasi dua desa di wilayah transmigrasi yang cukup padat penduduk.
Oleh karena itu, pihak DBMPR berkomitmen untuk terus melakukan upaya percepatan penanganan agar akses transportasi dapat kembali normal.
Sebelumnya, redaksi deadlinews.com menerima kiriman video berdurasi 30 detik yang memperlihatkan kondisi jalan Maibua – Mulyasari yang rusak parah akibat longsor.
Dalam video tersebut, terlihat alat berat tengah berupaya membersihkan material longsoran di lokasi kejadian.
Program Berani Lancar, yang digagas oleh pemerintah provinsi, bertujuan memperlancar akses transportasi di berbagai wilayah Sulawesi Tengah, terutama di daerah rawan bencana seperti Tolitoli dan Buol.
Namun, tantangan alam yang tidak terduga terus menjadi kendala dalam merealisasikan program tersebut.
Pemerintah daerah berharap dukungan semua pihak dalam penanganan bencana ini agar masyarakat terdampak dapat kembali beraktivitas dengan normal. *
(dii)