Ketum DPP KNPI Ajak Fuad Plered ke Palu: Kenali Lebih Dalam Peran Guru Tua

Palu (deadlinews.com) – Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI), Muhammad Ryano Panjaitan, menanggapi pernyataan kontroversial Fuad Plered yang dianggap menghina Habib Idrus bin Salim al-Jufri atau Guru Tua.

“Sebagai pribadi yang pernah nyantri di Ponpes Alkhairaat Dolo, sudah tentu saya sangat terganggu dengan parnyataannya mengenai Sayyid Idrus, pendiri Alkhairaat,” ucap Ryano.

Pernyataan Fuad Plered tersebut menuai kecaman luas di media sosial dan bahkan berujung pada tuntutan hukum dari berbagai tokoh serta masyarakat Sulawesi Tengah.

Usai menuai beragam kecaman, Fuad Plered kemudian secara resmi memberikan klarifikasi dan permohonan maaf atas pernyataannya melalui kanal YouTube miliknya.

Ryano mengapresiasi langkah Fuad yang menyampaikan permohonan maaf secara terbuka dan menilai sikap tersebut sebagai bentuk tanggung jawab dan itikad baik dalam menyelesaikan polemik yang terjadi.

“Karena sudah dinyatakan secara terbuka, saya menghargai kemauan Gus Fuad memberikan klarifikasi serta menyatakan permintaan maafnya,” ujar Ryano, Sabtu (29/3).

Meski demikian, ia berharap kejadian serupa tidak terulang di masa depan dan menjadi pelajaran bagi Fuad agar lebih berhati-hati dalam mengomentari tokoh-tokoh yang memiliki kontribusi besar bagi bangsa.

“Semoga kasus ini menjadi pelajaran bagi Gus Fuad,” tambahnya.

Ryano menduga bahwa komentar Fuad yang memicu kontroversi disebabkan oleh kurangnya pemahaman mengenai peran besar Guru Tua dalam pembangunan manusia di Indonesia bagian timur, khususnya dalam penanaman nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.

“Bisa jadi statement miring Gus Fuad mengenai Habib Idrus karena ia belum pernah melihat langsung seperti apa peran Alkhairaat,” seru Ryano.

Karenanya, ia secara pribadi memberikan undangan kepada Fuad untuk datang langsung ke Palu.

Ryano bermaksud mengajak Fuad untuk melihat secara langsung ribuan madrasah yang didirikan oleh Habib Idrus, termasuk di pelosok-pelosok hingga Papua.

“Semua keperluan akomodasi dan transportasi kelas satu saya tanggung,” ajaknya.

Mengenai pengusulan Guru Tua sebagai pahlawan nasional, Ryano memberi keluwesan kepada Fuad untuk menilai secara objektif apakah Guru Tua layak mendapat gelar atau tidak.

“Urusan pembuktian administratif, biarkan tim ahli dari Kementerian Sosial yang menilai,” pungkasnya.*

(dii)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *