Sigi (deadlinews.com) – Semangat toleransi dan kebersamaan menggema dari Lapangan Garuda, Desa Tompe Bugis, Kecamatan Kulawi Selatan, Minggu (15/6), saat Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, didampingi Wakil Gubernur, secara resmi meluncurkan Gema Kerukunan Masyarakat Kulawi Raya.
Inisiatif ini menjadi simbol komitmen bersama dalam memperkuat harmoni sosial dan melestarikan nilai-nilai kearifan lokal di tengah keberagaman suku, agama, dan budaya.
Peluncuran ditandai dengan pembacaan Maklumat Budaya Toleransi oleh para tokoh adat Kulawi, yang menegaskan tekad masyarakat untuk menjaga persatuan dan kedamaian di wilayah Kulawi Raya.
Suasana acara berlangsung khidmat dengan nuansa kekeluargaan yang kental, dihadiri ribuan warga serta tokoh penting dari berbagai tingkatan pemerintahan.
Anwar Hafid dalam sambutannya menegaskan bahwa Gema Kerukunan bukanlah sekadar kegiatan seremonial, melainkan cerminan praktik nyata hidup berdampingan dalam damai.
“Kalau daerah seperti Kulawi bisa hidup rukun dalam keberagaman, maka inilah teladan pembangunan yang sesungguhnya. Dari rakyat, untuk rakyat, dan bersama rakyat,” katanya.
Lebih dari itu, Anwar Hafid menyampaikan penghargaan atas peran budaya Kulawi yang selama ini menjadi pengikat sosial dan fondasi harmoni antarwarga.
Ia menegaskan bahwa kepemimpinan yang kuat harus tumbuh dari bawah, mendengar langsung suara rakyat, dan merespons kebutuhan mereka secara konkret.
Setelah peluncuran, Anwar Hafid membuka sesi dialog rakyat yang memberi ruang bagi warga menyampaikan berbagai persoalan seperti akses infrastruktur, layanan kesehatan, pendidikan, dan listrik desa.
Tanggapan langsung dari Gubernur memperkuat kesan bahwa peluncuran Gema Kerukunan bukan hanya simbolik, melainkan bagian dari pendekatan partisipatif dalam pembangunan.
Bupati Sigi, Moh Rizal Intjenae, turut menyampaikan apresiasinya terhadap peluncuran Gema Kerukunan dan menyebut Kulawi sebagai kawasan yang berhasil menjaga kelestarian alam sekaligus nilai-nilai toleransi.
Ia optimistis bahwa dengan peningkatan infrastruktur, potensi wisata dan ekonomi rakyat akan turut berkembang.
Sebagai penutup, peluncuran Gema Kerukunan Masyarakat Kulawi Raya menjadi momentum penting yang menunjukkan bahwa keberagaman bukan hambatan, tetapi kekuatan untuk membangun masa depan yang lebih damai, inklusif, dan berkeadaban di Sulawesi Tengah.*
(dii)