Sigi (deadlinews.com) – Sejak diluncurkannua program Berani Sehat pada 13 April 2025 lalu, kunjungan pasien rawat jalan di RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi mengalami lonjakan signifikan.
Rata-rata kunjungan kini mencapai hampir 180 pasien per hari, dan pada hari-hari tertentu bisa menembus angka 200 pasien, baik untuk layanan rawat jalan maupun rawat inap.
“Sejak hari Senin, 28 April sampai hari ini, rata-rata kunjungan rawat jalan hampir 180 orang per hari,” kata Direktur RSUD Tora Belo, dr. Diah Ratnaningsih dari Sigi saat dikonfirmasi pada Kamis (1/5) siang.
dr. Diah menambahkan bahwa meski saat ini mayoritas pasien berasal dari wilayah Kabupaten Sigi, namun RSUD Tora Belo juga menjalin kerja sama lintas daerah untuk memperluas jangkauan layanan.
Salah satu layanan lintas daerah yang dijalankan RSUD Tora Belo yakni melalui kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Poso.
RSUD Tora Belo membuka layanan bagi masyarakat Kabupaten Poso, terutama masyarakat yang berdomisili di wilayah-wilayah perbatasan seperti Kecamatan Lore Utara hingga Dongi-Dongi.
“Karena dari segi geografis dekat, kami memiliki MoU dengan Kabupaten Poso,” jelas dr. Diah.
Peningkatan kunjungan di RSUD Tora Belo menjadi indikator kuat atas meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan daerah terutama melalui program Berani Sehat dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah.
“Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan masyarakat Sigi. Mohon maaf atas segala kekurangan dalam pelayanan, dan kami akan terus berupaya menjadi lebih baik,” lanjutnya.
Seperti diketahui, program Berani Sehat, yang diinisiasi oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid dan Reny Lamadjido, memberikan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat hanya dengan menunjukkan KTP.
Inisiatif ini menjadi langkah strategis dalam menjamin hak dasar masyarakat akan akses kesehatan tanpa diskriminasi.
Dalam rapat koordinasi bersama para bupati se-Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu, Anwar Hafid menegaskan bahwa program Berani Sehat bukanlah sekadar janji populis, melainkan wujud tanggung jawab pemimpin terhadap hak hidup rakyat.
“Kesehatan dan pendidikan adalah hak asasi rakyat. Jika kita tidak menanganinya, maka akan menjadi beban dosa bagi pemimpin,” kata Anwar Hafid, Kamis (13/3) lalu.
Ia menekankan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada komitmen kolektif antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
Ia bahkan berjanji akan turun langsung ke lapangan untuk mengawasi pelaksanaan program agar transparan dan tepat sasaran.
“Peluncuran program pro-rakyat ini merupakan hasil kolaborasi dan sinergi antara Gubernur dan seluruh kepala daerah di Sulawesi Tengah,” pungkasnya.
Program Berani Sehat mulai membuahkan hasil
RSUD Tora Belo menjadi salah satu bukti nyata implementasi kebijakan tersebut yang dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.
Jika terus dijaga dan diawasi pelaksanaannya, program ini berpotensi menjadi tonggak perubahan layanan publik di Sulawesi Tengah sebagai contoh di Kabupaten Sigi.*
(dii)