Palu (deadlinews.com) – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sulawesi Tengah menekankan pentingnya membentuk sikap moderat di kalangan pelajar sebagai bagian dari peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).
Langkah ini dinilai strategis dalam mencegah penyebaran paham radikalisme sejak usia dini.
Ketua FKPT Sulawesi Tengah, Sofyan Bachmid, dalam pernyataannya di Palu, Jumat (2/5), menegaskan bahwa pendidikan merupakan garda terdepan dalam memperkuat ketahanan bangsa, khususnya dari sisi ideologi dan sosial.
Karenanya, penanaman nilai-nilai moderasi, toleransi, dan kecintaan terhadap Tanah Air di lingkungan sekolah menjadi bagian integral dari upaya pencegahan ekstremisme.
“FKPT Sulawesi Tengah mendukung penuh visi Gubernur dalam program BERANI Cerdas, karena keberhasilan menciptakan siswa cerdas tidak cukup hanya secara akademik,” ujar Sofyan.
Sofyan menilai para siswa juga harus memiliki karakter moderat, terbuka, dan inklusif, agar tidak mudah terpapar paham kekerasan dan kebencian.
Dalam mendukung penguatan karakter moderat di dunia pendidikan, FKPT telah merancang sejumlah inisiatif yang menyasar guru, sekolah, dan siswa secara langsung.
Di antaranya, pelatihan bagi guru dan tenaga pendidik untuk mengenali dan mencegah ekstremisme berbasis kekerasan, serta kerja sama dengan sekolah dan dinas pendidikan dalam menyelenggarakan workshop moderasi beragama, literasi digital, dan kampanye anti-hoaks.
FKPT juga menggagas pembentukan Forum Pelajar Cinta Damai di tingkat sekolah menengah sebagai agen perubahan dan duta perdamaian.
Selain itu, kegiatan seni budaya dan penguatan narasi kebangsaan turut digalakkan guna menumbuhkan empati, toleransi, serta penghargaan terhadap keberagaman.
Sofyan turut menyoroti persoalan kesenjangan akses pendidikan yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok intoleran untuk menyebarkan narasi kekerasan.
Dalam konteks ini, ia menilai program BERANI Cerdas yang diinisiasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah sebagai langkah konkret dan relevan.
“Anak yang tak sekolah berpotensi disusupi narasi intoleransi. Karena itu, kami mendukung penuh langkah Pemprov Sulawesi Tengah yang memastikan tak ada anak tertinggal pendidikan. Membangun karakter moderat harus dimulai dari akses pendidikan yang adil dan bermakna,” tambah akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu itu.
Hari Pendidikan Nasional, lanjutnya, menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara lembaga pendidikan, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Tujuannya adalah membentuk generasi muda yang cerdas secara akademik dan emosional, damai dalam keberagaman, serta tangguh menghadapi tantangan zaman.*
(dii)