Pemprov Sulteng Tanggap Cepat Bencana Banjir di Morowali Utara

Palu (deadlinews.com) – Bencana banjir yang melanda Kabupaten Morowali Utara sejak 24 Maret 2025 hingga kini, Selasa 8 April 2025, terus menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Pemprov Sulteng).

Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial, Pemprov Sulteng telah mengerahkan tim evakuasi serta menyalurkan bantuan logistik bagi masyarakat yang terdampak.

Pemerintah Kabupaten Morowali Utara sendiri telah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, mulai 27 Maret hingga 10 April 2025.

Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, segera menginstruksikan secara langsung Kepala BPBD, Akris Fattah Yunus, dan Kepala Dinas Sosial Sulteng, Sitti Hasbia N. Zaenong, untuk mengambil langkah cepat dalam penanganan darurat serta memastikan kebutuhan dasar masyarakat di lokasi pengungsian terpenuhi.

“Kami telah mendapat perintah langsung dari bapak Gubernur untuk melakukan langkah-langkah penangan secara cepat,” Ujar Akris.

Ia menjelaskan, langkah-langkah yang telah dilakukan meliputi evakuasi warga terdampak, distribusi bantuan logistik, serta pemantauan kondisi di wilayah terdampak.

Berikut rincian wilayah yang terdampak:

Kecamatan Petasia Timur

  • Desa Bunta: 743 KK (2.827 jiwa) terdampak, 96 KK (194 jiwa) mengungsi, 351 rumah dan 4 gereja terendam.
  • Desa Peboa: 21 KK (84 jiwa) terdampak, 11 KK (44 jiwa) mengungsi, 17 rumah terendam.
  • Desa Mahoni: 300 KK terdampak, 250 rumah terendam, 1 Pustu terdampak.

Kecamatan Petasia Barat

  • Desa Oneput: 209 KK (695 jiwa) terdampak, 8 rumah terendam.
  • Desa Sampalowo: 86 KK (286 jiwa) terdampak, 80 rumah dan ruas jalan sepanjang 15 meter terendam.
  • Desa Ulula’a: 160 KK (490 jiwa) terdampak, 1 rumah ibadah terendam.

Kecamatan Lembo

  • Desa Korompeli: Tidak ada warga mengungsi, namun 1 jembatan gantung rubuh.

Kecamatan Lembo Raya

  • Desa Lembobelala: 90 KK (270 jiwa) terdampak, 8 rumah dan 1 jembatan gantung rusak.
  • Desa Togo Mulyo: 281 KK (940 jiwa) terdampak, 1 sekolah (SMA Satu Atap) terendam.

Kata Akris, sejak 27 Maret, Pemkab Morowali Utara bersama Pemprov Sulteng telah melakukan evakuasi dan menyalurkan bantuan bahan makanan dan perlengkapan tidur.

Kemudian, Minggu (6/4), Gubernur kembali memberikan instruksi kepada BPBD dan Dinas Sosial Sulteng untuk memperkuat koordinasi dalam pemenuhan kebutuhan warga di pengungsian.

Dari hasil koordinasi terbaru, Senin 7 April 2025, diperoleh beberapa kebutuhan mendesak:

  • Tambahan Perahu Evakuasi: BPBD Sulteng mengirim dua unit perahu fiber dan personel Tim Reaksi Cepat (TRC).
  • Tambahan Logistik: Dinas Sosial Sulteng telah mengirimkan bantuan logistik tambahan.
  • Mobil Tangki Air: BPBD mengirim satu unit mobil tangki air ke titik pengungsian di Balai Desa Bunta, Balai Dusun 5 Trans, dan Balai Desa Tompira.

Akris menambahkan bahwa, terkait masa tanggap darurat yang akan berakhir 10 April 2025, seluruh stakeholder akan segera melakukan evaluasi terhadap penanganan tanggap darurat.

“Sehingga dapat mengambil langkah-langkah, apakah diperlukan perpanjangan masa tanggap darurat atau tidak,” ujar Akris. *

(dii)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *